Tari Sintren/Lais: Tarian Mistis Khas Cirebon

 

Source: www.boombastis.com

Tari Sintren yang lebih dikenal dengan sebutan Lais ini merupakan salah satu tradisi/kebudayaan masyarakat Cirebon yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Tarian ini berbeda dengan tarian-tarian pada umumnya, dimana praktiknya tidak hanya melibatkan manusia saja, akan tetapi juga melibatkan roh-roh halus. Tari Sintren/Luis yang berasal dari Cirebon ini menjadi salah satu kebudayaan yang sangat unik. Nama ‘Sintren’ dalam tarian ini berasal dari suku kata ‘Si’ yang berarti dia dan ‘tren’ yang merupakan panggilan dari seorang putri. Sejarah yang melatarbelakangi tarian ini adalah kisah cinta antara Raden Sulandono dan Putri Sulasih yang tidak disetui oleh Ki Bahurekso (ayah dari Raden Sulandono). Akhirnya, Sulasih mengabdikan dirinya untuk menjadi penari. Kemudian, sang roh Ibu dari Raden Sulandono memasukan roh bidadari pada tubuh Sulasih. Sehingga, Raden Sulandono dan Putri Sulasih tetap bisa bertemu walaupun di alam gaib hingga saat ini. Sejak saat itu, masyarakat mengadakan Tarian Sintren di setiap acara-acara tradisional.


Tarian Sintren ini dilakukan oleh seorang gadis perawan yang diiringi enam orang pemain gending. Perlengkapan yang digunakan yaitu kurungan besar, sesaji, tali dan kemenyan sebagai doa untuk memanggil roh bidadari. Sebelum menari, ritual pertama yang dilakukan adalah ritual ‘Dupan’ yaitu melaksanakan doa bersama agar terlindung dari marabahaya. Seorang pawang yang menyiapkan gadis disebut dengan Paripurna. Empat pemain pendamping lainnya merupakan bagian tugas dari seorang Dayang. Awalnya, tangan gadis penari ini diikat oleh semua pawang. Kemudian mereka memasukan gadis itu kedalam kurungan sempit. Anehnya, saat gadis itu keluar dari kurungan, si gadis itu tampil dengan penampilan yang berbeda dari keadaan semula. Ketika penonton melemparkan sesuatu ke arah penari Sintren (Balangan), biasanya penari pingsan dan melanjutkan kembali tarian saat pawang membacakan mantra. Lalu gerakan terakhir adalah ‘Temohon’, dimana gadis penari akan mendatangi penonton dan penonton akan memberikan uang sebagai ucapan terima kasih. Meskipun Tari Sintren ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, akan tetapi hal ini tidak menyurutkan masyarakat Cirebon untuk terus melestarikan tradisi/kebudayaan Tari Sintren. Saat ini, pagelaran Tari Sintren/Lais menjadi pagelaran yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat lokal bahkan warga asing. Selain menjadi sarana hiburan, pertunjukkan Tari Sintren menjadi sarana edukasi yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal.

Lebih baru Lebih lama