Asal Usul Etika
Secara
historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di
lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama
tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan
kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia.
Tempat
pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik dalam suatu sistem dan
dilakukan penyelidikan tentang soal tersebut sebagai bagian filsafat. Menurut
Poespoproddjo, kaum Yunani sering mengadakan perjalanan ke luar negeri itu
menjadi sangat tertarik akan kenyataan bahwa terdapat berbagai macam kebiasaan,
hukum, tata kehidupan dan lain-lainnya. Bangsa Yunani mulai bertanya apakah
miliknya, hasil pembudayaan negara tersebut benar-benar lebih tinggi karena
tiada seorang pun dari Yunani yang akan mengatakan sebaliknya, maka kemudian
diajukanlah pertanyaan mengapa begitu? Kemudian diselidikinya semua perbuatan
dan lahirlah cabang baru dari filsafat yaitu etika.
Pengertian Etika
Secara
etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa.
Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Istilah
moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk jama dari mos,
yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara
hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak,
artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata susila.
Etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan nilai
dan moral yang menentukan perilaku seseorang/manusia dalam hidupnya. Etika
merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan dan terwujud dalam sikap serta pola perilaku hidup manusia baik
sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.
Definisi Etika Menurut Para Ahli
Menurut
Issa Rafiq Beekun, Etika dapat didefinisikan “sebagai seperangkat prinsip moral
yang membedakan baik dari yang buruk”. Etika merupakan bidang ilmu yang
bersidat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau
tidak dilakukan oleh seorang individu.
Bertens
(1993: 4) mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan,
termasuk di dalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang menjadi
pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya.
Menurut
pakar filsafat Mesir yang tersohor, Ahmad Amin (1983: 3), etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yangSeharusnya
diperbuat.
Tujuan
Mempelajari Etika
Tujuan mempelajari etika antara lain:
- Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
- Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera.
- Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
- Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
- Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggungjawab terhadap hidupnya.
- Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
Objek
Etika
Objek etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan dalam bidang moral. Jika kita periksa segala macam pernyataan moral, maka kita akan melihat bahwa pada dasarnya hanya ada dua macam pernyataan, yaitu: (1) Pernyataan tentang tindakan manusia; (2) Pernyataan tentang manusia itu sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia, seperti motif-motif, maksud dan watak.
Referensi:
- Poespoprodjo, Filsafat Moral Kesusilaan Teori dan Praktek, (Bandung: Pustaka Grafika, 1999), h. 18
- Lorens bagus, kamus filsafat, (Jakarta: PT Gramedia pustaka, 2000), h.217
- Ibid, H.672
- Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Wijaya, 1978), h.9.
- Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, (Jakarta: Kencana, 2010), h.60
- Nurul Zuriah, 2008, Pendidikan moral dan budi pekerti dalam perspektif perubahan: menggagas platform pendidikan budi pekerti secara kontekstual dan futuristik, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 17
- Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), hal. 38